Rabu, 09 Februari 2011

Bertanam Jabon


Bertanam Jabon
(Antocephalus cadamba)

A. Umum

Kebutuhan kayu pertukangan dan industri bagi pasar domestik dan pasar global diperkirakan pada tahun tahun mendatang akan semakin meningkat dikarenakan terjadinya proses pengurangan kawasan hutan dan perubahan fungsi lahan yang sulit dikendalikan. Selain itu, isu adanya tren terhadap produk ramah lingkungan (organik) dapat mendongkrak bahan kayu sebagai alternatif yang potensial, apalagi karakter pertumbuhan kayu adalah tahunan. Kenyataan ini membuka peluang pasar yang menarik bagi siapapun yang melakukan investasi dalam bidang tanaman kayu kayuan. Maka upaya pemilihan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat akan sangat menarik dalam penentuan jenis yang akan diusahakan.
Salah satu jenis yang memiliki karakter cepat tumbuh diantaranya jenis Kayu Jabon (Antocephalus Codamba), karakter kecepatan tumbuhnya sepadan dengan jenis Sengon (Paraserianthes falcataria). Secara fisik keunggulan jabon terletak pada sifat percabangan yang jarang sehingga membentuk pertumbuhan batang yang lurus dan berbatang silinderis, warna kayu putih kekuningan tanpa terlihat serat, sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian. Karena karakter pertumbuhannya cepat juga dapat menjadi alternatif pengganti kayu sengon akibat serangan penyakit karak kuru yang saat ini menyebar rata di semua wilayah tegakan sengon.

B. Keterangan Botani
Jenis pohon jabon merupakan salah satu jenis kayu unggul dilihat dari sifat pertumbuhannya dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada : Ketinggihan (100-1200mdpl), Curah hujan (>1250m/th), Perkiraan suhu (100 C – 400 C), Kondisi tanah dengan PH (4,5 – 7,5).

C. Keunggulan Jabon (Antocephalus Cadamba)

Jabon memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain daya tumbuhnya yang sangat cepat, adaptif, tingkat kelurusannya batang pohon tinggi, berbatang silindris dan kurang percabangan, cabang yang tertinggal akan patah dengan sendirinya, ketika terjadi pertumbuhan tinggi. Sifat percabangan Jabon sangat menguntungkan di dalam pemeliharaannya karena tidak memerlukan biaya pemangkasan. Sifat kayu jabon memiliki warna putih agak kekuningan, serat halus sangat baik dipergunakan untuk bahan kayu lapis (playwood), mebeler, bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian. Pohon Jabon masak tebang pada umur diatas 12 tahun, tetapi pada usia 6 – 8 tahun sudah menunjukan pertumbuhan diameter mencapai ±Ǿ 30, atau sudah layak sebagai bahan vineer, palet dan papan cor bangunan (Trubus, 2010). Pengembangan bibt jabon dapat dilakukan dengan cara generatif (benih) dan vegetatif (stek pucuk).

D. Pengecambahan benih.

Cara membibitkan jabon relatif berbeda dengan jenis jenis kayu kayuan umumnya, karena benih jabon sangat lembut dan tidak tahan di simpan dalam waktu yang lama, adapun cara pembibitan adalah sebagai berikut :
1. Sediakan wadah media (alas di lubangi) untuk mengecambahkan, berupa bak plastik (bisa dibeli di toko plastik) dan plastik transparan untuk sungkup.
2. Media kecambah yang digunakan berupa campuran pasir, tanah dan kompos yang telah disaring dengan ayak saring pasir perbandingan media 2 : 2 : 1 yaitu 2 ember pasir dicampur dengan 2 ember tanah dan 1 ember kompos. Media disterilisasi dengan cara digoreng selama 2 jam.
3. Sebelum benih ditabur, media disiram sampai jenuh. Setelah penaburan benih bak kecambah perlu ditutup dengan plastik transparan (sungkup).
4. Agar penaburan benih merata, maka sebelum benih di tabur sebaiknya benih di campur denga pasir halus dengan perbandingan antar benih dengan pasir 2 : 1.
5. Dalam satu bak kecambah ukuran 25 cm x 20 cm biji yang ditabur cukup 1 sendok teh.
Kecambah umur 2 bln

E. Pemeliharaan pada periode perkecambahan.

1. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang penting adalah penyiraman, yang dilakukan pada pagi hari dengan cara menyemprotkan air ke dalam media lobang palstik (sungkup)
2. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore, pada minggu ke-10 umumnya kecambah sudah siap disapih pada media sapih.
3. Media kecambah sebaiknya tidak terkena cahaya matahari langsung (cukup 25 %). Kondisi perkecambahan yang perlu dikendalikan adalah MEDIA HARUS SELALU LEMBAB atau BASAH, jangan sampai terjadi kekeringan. Benih akan mulai berkecambah 2 -3 mg dari waktu awal penaburan, dan akan tumbuh merata setelah 30 hari.

F. Penyapihan.

Penyapihan adalah pemindahan tanaman dari bak kecambah ke polybag (kantong media).
1. Penyapihan dilakukan ketika kecambah telah memiliki 3-4 pasang daun atau telah mencapai tinggi 3-4 cm, atau usia 2-2,5 bulan dari tabur
2. Media sapih yang digunakan mengandung nutrisi yang cukup (subur) sebagai pemacu pertumbuhan bibit yang sehat, berupa tanah dan kompos yang kemudian dimasukan dalam polybag
3. Media semai yang dipergunakan campuran pasir + tanah+ arang sekam (1:3:1) atau tanah + kompos (3:1). Media campuran tanah (topsoil/lapisan tanah atas) + pasir + pupuk kandang (7:2:1).
4. Penyapihan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan cara sapihan bibit dicabut dan dimasukan dalam ember yang bersisi air, hal ini guna menghindari kekeringan akar. Penanaman dilakukan dengan cara melobangi media dengan solet/ranting yang diruncing (±Ǿ 0,5 cm), kemudian sapihan ditanam tepat ditengah polybag.
5. Polybag yang telah berisi sapihan di tempatkan pada bedeng sapih berukuran 5 m x 1 m yang ternaungi (30-40%) agar terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.
6. Sapihan perlu diberi naungan sampai 1 mg atau sampai bibit tumbuh segar (tetap hijau) dan telah berdaptasi.
7. Ukuran wadah sapih (polybag) sebaiknya tidak terlalu besar ukuran sekitar 12 x 16 cm atau 10 x 15 cm. Tinggi kecambah siap di sapih umumnya tinggi merata sekitar 5-10 cm, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan alat sprayer.
8. Untuk mengendalikan jamur dan hama dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida seperti DITHANE M-45 sekali dalam seminggu, sesuai dosis yang dianjurkan.
9. Bibit yang sudah disapin ke polybag siap ditanam di lapangan pada umur 4-5 bulan.

G. Pemeliharaan di bedeng sapih.

1. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, selain penyiraman pada awal pertumbuhan sapih ( umur 2 mg) juga disemprot fungisida jenis DITHANE M-452. sedangkan untuk kesuburan bibit, setelah bibit berumur 4 minggu dapat dilakukan pemupukan NPK cair (2-4gram/1liter air).
2. Pemberian naungan bibit dengan paranet dilakukan hingga bibit berumur ± 1-2 bulan setelah penyapihan (tinggi minimal ± 25 cm). Ukuran naungan paranet sebaiknya antara 30% - 40% .

H. Penanaman di lapangan.

Kegiatan yang diperlukan persipan lapangan adalah :
1. Pembersihan Lapangan
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman meliputi :
a. Menebang pohon-pohon sisa dan pembersihan dari semak belukar pengganggu lainnya
b. Mengumpulkan semak belukar, alang-alang dan rumput-rumputan dikubur dalam lobang sebagai penyubur alami melalui proses siklus hara alami.
c. Diusahakan tidak membakar sisa semak belukar.

2. Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah diperlukan pada tanah-tanah yang padat dengan cara sebagai berikut :
a. Tanah dicangkul sedalam 20 - 25 cm kemudian dibalik
b. Bungkalan-bungkalan tanah dihancurkan, akar-akar dikumpulkan, dijemur dan dibakar
c. Tanah pada jalur-jalur tanaman dihaluskan dan dibersihkan, kemudian dibuat lubang tanaman.
d. Lobang tanam sebaiknya dipersiapkan paling sedikit 1 bulan sebelum tanam, hal ini diperlukan agar aerasi tanah lebih baik.
e. Untuk penanaman pada daerah yang berair (bekas sawah, daerah denakt rawa) perlu dibuat bedeng gulud guna menghindari rendaman air.
3. Penanaman
a. Bibit siap tanam ketika batangnya cukup berkayu setelah tinggi 40 – 50 cm. Waktu penanaman dilakukan pada musim hujan.
b. Jarak tanam untuk jenis jabon dapat disesuaikan dengan kesuburan dilapangan, tanah subur dapat ditanam dengan jarak 3 m x 3 m, untuk tanah kurang subur jarak tanam 2 m x 2 m.
c. Pemeliharaan di lapangan berupa pendangiran (penggemburan tanah), penyulaman (pada jabon yang mati), penyiangan (pembebasan dari rumput liar) dan pemupukan.

I. Keuntungan Menanam Jabon

Kayu jabon memiliki niali ekonomis yang cukup tinggi, sebagai gambaran beberapa sumber saat bulan Februari 2010, harga kayu jabon perkubik :
1. diameter 30-39 Rp 1.000.000
2. diameter 40-49 Rp 1.100.000
3. diameter > 50 Rp 1.200.000
Pohon Jabon dapat ditebang pada umur 7 - 10 tahun dengan perkiraaan riap volume pohon tiap batang menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 0,6 s/d 0.9 meter kubik. Apabila harga perkubik februari 2010 Rp 1.000.000,- , jika setiap ha terdapat tegakan sisa 800 pohon maka hasil kotor dalam waktu 7 tahun adalah dengan asumsi 0,6 m3/batang maka hasil kayu sebesar Rp. 753.000.000.-
Harga kayu jabon diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan kayu yang tinggi, dan rusaknya tanaman sengon akibat serangan penyakit karak kuru, Jabon menjadi alternatif pengganti.

J. Extra Benefit

Keuntungan lainnya yang tidak dapat diukur / side effect value:
1. Peningkatan penghasilan bagi para petani pengarap dan pemilik lahan
2. Meningkatkan fungsi lahan yaitu semula tidak produktif menjadi produktif
3. Ikut serta dalam pemeliharaan alam Indonesia melalui penghijauan
4. Kontribusi pendapatan negara dan juga masyarakat melalui Pajak
5. Mengurangi efek Rumah Kaca dengan produksi Oxygen dari tanaman dan menjadikan Hijau Lestari yang di inginkan, sebagaimana program pemerintah saat ini.
6. Pengendalian erosi tanah dan sedimentasi.
7. Membangun pengharapan keluarga sejahtera.

Sabtu, 27 November 2010

Pulai

Pulai Alstonia scholaris (L.) R.Br.

Taksonomi dan tatanama
Famili: Apocynaceae
Sinonim: Echites scholaris L., E. pala Ham., Tabernaemontana alternifolia Burm.
Nama lokal/daerah: pulai.


Spoiler for pohon pulai:


Penyebaran dan habitat

Tersebar luas di Asia Pasifik mulai India dan Sri Lanka sampai daratan Asia Tenggara dan China Selatan, seluruh Malaysia hingga Australia Utara dan Kepulauan Solomon. Diintroduksi ke Amerika Utara sebagai tana-man hias.
Toleran terhada berbagai-macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl.
Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkalTidak tumbuhy pada sebaran alami yang suhunya kurang dari 8ºC, yang menunjukkan jenis ini tidak tahan udara dingin.

Pemanfaatan
Kayunya tidak awet, hanya memungkinkan untuk konstuksi ringan di dalam ruangan, atau untuk i pulp dan kertas. Di Patana (Srilanka) digunakan untuk kayu bakar dan dikelola dengan daur pendek (6-8 tahun), tetapi kurang baik dijadikan arang. Kulitnya mengandung alkaloid sebagai bahan obat. Kayunya banyak digunakan untuk papan tulissekolah, sehingga dinamakan scholaris.

Lukisan pohon
Pohon, yang tingginya dapat lebih dari 40 m. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Daun tersusun melingkar berbentuk lonjong atau elip. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm.

Diskripsi buah dan benih
Buah: Kering merekah, bumbung bercuping dua, sedikit berkayu, panjang 15-32 cm, berisi banyak benih.
Benih: panjang 4-5 mm, coklat, pipih meman-jang, dua ikat benang pada ujungnya dengan panjang 7-13 mm. Benih dapat disebar angin. Jumlah benih 37.000-87.000 butir/kg.

Pembungaan dan pembuahan
Termasuk jenis selalu hijau/tidak gugur daun. Di Australia berbunga pada Oktober-Desember. Di Sri Lanka, berbubnga dua periode setiap tahun yaitu April-Juni dan Oktober-Nopember.. Musim panen di Sri Lanka Pebruari. Di Laos berbunga pada akhir musim hujan dan benihnya dikumpulkan Pebruari-Maret. Di Vietnam, berbunga Agus-tus-September,dan berbuah Januari-Pebruari.

Spoiler for bunga dan buah pulai:


Bunga Pulai


Calon Buah


Buah Pulai


Panen buah
Buah dipetik langsung dari pohon atau dikumpulkan dari lantai hutan setelah dahannya digoyang. Benih masak apabila buah telah berubah menjadi coklat, tetapi pengumpulan harus dilakukan sebelum buah merekah dan benihnya tersebar. Pengumpulan harus tepat waktu, periode buah masak hingga merekah hanya 2 minggu.

Spoiler for buah pulai yan telah mengering:


Pengolahan, penanganan buah dan benih.
Setelah dipanen buah dijemursampai terbuka dan benihnya terlepasbiasanya sekitar satu minggu. Bila buah dipanen sebelum masak, perlu dilakukan pemeraman. Benih sangat kecil dan mudah tertiup angin selama pengeringan. Resiko ini dapat dikurangi dengan cara menutupkan jaring plastik selama penjemuran. Di beberapa tempat bulu benih dihilangkan, tetapi belum diketahui pengaruhnya terhadap penyimpanan dan viabilitas benih.

Spoiler for benih pulai:


Penyimpanan dan viabilitas
Fisiologi penyimpanan belum diketahui, tetapi benih ukuran kecil ini kenyataanya dapat dikeringkan, yang menunjukkan benih ortodoks. Benih segar berdaya kecambah tinggi, mendekati 100%, tetapi cepat kehilangan viabilitasnya. Benih yang disimpan selama 2 bulan dalam wadah kedap udara, dilaporkan dapat berkecambah 90%. Tidak diketahui apakah benih ini bisa bertahan pada suhu rendah.

Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih segar tidak mengalami dormansi sehingga tidak perlu perlakuan pendahuluan. Kemungkinan adanya dormasi sekunder perlu penyelidikan lebih lanjut.

Penaburan dan perkecambahan
Tidak ada persyaratan khusus untuk penaburan, kecuali memerlukan sinar matahari penuh.Dengan sedikit ditutup setelah penaburan, penyinaran dan penyiraman yang teratur, benih mulai berkecambah setelah 12 hari dan berlanjut sampai 3 bulan. Bibit siap tanam berukuran 30 cm setelah berumur 9-12 bulan. Stum yang berdiameter leher akarnya 6 mm juga dapat ditanam. Sambungan juga dapat dilakukan untuk jenis ini

Spoiler for tahapan perkembangan kecambah pulai:

Mahoni Daun Kecil

Mahoni Daun Kecil Swietenia mahagoni (L.) Jacq.

Taksonomi dan tata nama
Famili: Meliaceae
Sinonim: Swietenia mahogoni (L.) Lam., Swiete¬nia fabrilis Salisbury, Cedrus mahogany (L.) Miller
Nama lokal/daerah: Mahoni daun kecil
Species yang berkerabat: Genus ini terdiri dari dua jenis, S. macrophylla and S. humilis. Tiga jenis lain belum dapat ditetapkan secara biologis karena saling bersilangan . Swietenia aubrevilleana Stehle & Cusin diduga hibrid antara S. macrophylla and S. mahagoni).

Penyebaran dan habitat
S. mahagoni adalah jenis yang tumbuh pada zona lembab. Penanaman secara extensif telah dilakukan terutama di Pacific (Malaysia, Philippina, Indonesia dan Fiji). Sifat ekologis yang sangat penting untuk membedakan S. mahogany dari S. macrophylla yaitu kemampuan tumbuh di daerah kering. Jenis ini secara alami dijumpai pada iklim dengan curah hujan tahunan 580-800 mm. Hasil pertanamannya lebih rendah dibanding S. macrophylla tetapi pada tapak yang kering tumbuh sangat baik dan kualitas kayunyapun lebih baik.

Pemanfaatan
Secara komersial jenis ini tidak berarti apabila tersedia dalam skala kecil. Akan berpotensi bila ditanam dalam skala besar, khususnya di daerah kering, terutama untuk memperoleh kayu berkualitas tinggi. Kerapatan kayunya 560-850 kg/m3 pada kadar air 15%. Jenis ini juga digunakan pada agroforestry untuk meningkatkan kualitas tanah dan tanaman hias.

Lukisan pohon
Selalu hijau sampai semi hijau, tinggi mencapai 30-35 m. Kulit abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi coklat tua, membubung (beralur) dan mengelupas setelah tua. Daun bertandan, licin, tidak berbulu, panjang 12-15 (-25) cm majemuk menyirip dengan 2-4 pasang daun. Daun bulat telur, ujung lancip, panjang 5-6 cm, lebar 2-3 cm hijau tua, licin tidak berbulu. Bunga berkelamin tunggal, kecil, putih, panjang 8-15 cm malai ramping.

Diskripsi buah dan benih
Buah: keras, panjang 5-10 cm, diameter 3-6 cm panjang, umumnya 5 ruang, kapsul kering merekah. Kulit buah tebal, mengayu dan kasar permukaannya ketika masak. Kulit luar tebalnya 4-5 cm kulit dalam tipis.
Buah merekah mulai dari pangkalnya apabila sudah kering. Bagian tengah buah tebal, berkayu, terdapat 5 kolom lancip memanjang hingga ujungnya, dimana pada bagian ini sayap dan benih saling menempel, meninggalkan bekas ketika benih lepas. Setiap buah terdiri 35 45 butir.
Benih: Berwarna coklat, bersayap yang panjangnya 4-5 cm. Kotiledon berada pada duapertiga panjang sisi benih. Benih dapat menyebar dengan angin. Terdapat 3,350-3,500 benih/kg.

Pembungaan dan pembuahan
Bunga berkelamin satu dan pohon berumah satu. Penyerbukan dengan serangga. Hibridisasi sering terjadi terutama dengan S. macrophylla apabila keduanya tumbuh berdekatan. Hanya satu bunga dalam rangkaian bunga yang dapat tumbuh menjadi buah, bunga lainnya gugur, meskipun pembuahan telah terjadi. Perkembangan bunga menjadi buah selama 8-10 bulan. Berbunga dan berbuah setiap tahun. Dengan lamanya perkembangan bunga menjadi buah , kita dapat melakukan perkiraan panen beberapa bulan sebelumnya.
Waktu berbunga bervariasi tergantung iklim dan letak geografis, pembungaan sering terjadi sesaat sebelum musim hujan. S. mahagoni di Kep. Karibia berbunga antara April dan Juli dan buah matang 8-10 bulan berikutnya, antara Januari dan Maret. Mahoni dapat berbuah teratur setelah berumur 10 sampai 15 tahun.

Panen buah
Buah dapat dipetik dari pohon sebelum merekah atau benihnya dipungut sesaat setelah jatuh. Produksi benih bervariasi menurut tapak dan umur. Faktor penting dalam produksi benih adalah efisiensi penyerbukan yang tidak menentu, terutama diluar arel sebaran alaminya.

Pemrosesan, penanganan buah dan benih
Buah kering yang sudah masak dan benih yang dikumpulkan dari lantai hutan dapat disimpan beberapa hari dalam karung tanpa menyebabkan kerusakan. Tetapi untuk mengurangi berat lebih baik diproses di lapangan. Buah akan merekah setelah dijemur 1 4 hari, tergantung tingkat kemasakan, setelah itu benih dapat dipisahkan dengan menggoyang atau menggaruk buah. Bagian buah lainnya dapat dipisahkan dengan tangan. Selanjutnya sayap dipotong bila diperlukan.
Kadar air benih segar umumnya 10 12%. Setelah ekstraksi benih dikeringkan sampai kadar airnya kira-kira 6 7 % untuk penyimpanan jangka pendek, atau diturunkan sampai 4% untuk penyimpanan jangka panjang di dalam ruang dingin.

Penyimpanan dan viabilitas
Persen kecambah benih segar 60 90 %. Aman disimpan pada suhu kamar sampai 1 2 bulan. Penyimpanan pada suhu 15C dapat mempertahankan viabilitas 3 6 bulan. Benih berkadar air 4 5% yang disimpan dalam ruang dingin (2 5C) dapat bertahan sampai 1 tahun atau lebih

Perlakuan pendahuluan
Perlakuan pendahuluan tidak diperlukan, tetapi benih yang disimpan dengan kadar air rendah dapat dipacu dengan perendaman air dingin selama 12 jam.

Penaburan dan perkecambahan
Benih ditabur pada bedengan dengan bermedia pasir halus pada kedalaman 3-7 cm ng atau langsung ditanam pada kantong plastik. Perkecambahan di tempat teduh dan lembab. Benih akan berkecambah setelah 10 21 hari. Perkecambahan bersifat hypogeal. Bibit diberi naungan sampai dimulai penanaman, Bibit dapat ditanam di lapangan setelah tingginya 50 100 cm.

Acacia

Acacia mangium Willd.

Taksonomi dan tatanama
Famili: Fabaceae (Mimosoideae)
Sinonim: Rancosperma mangium (Willd.) Ped-ley
Nama lokal: mangium


Spoiler for Penampakan A. mangium:

1. Pohon 2. Bunga 3. Buah


Penyebaran dan habitat
Menyebar alami di Queensland utara Australia, Papua New Guinea hingga propinsi Papua dan Maluku. Cepat tumbuh, pohon berumur pendek (30-50 tahun), beradaptasi terhadap tanam asam (pH 4.5-6.5) di dataran rendah tropis yang lembab.
Tidak toleran terhadap musim dingin dan naungan. Tumbuh baik pada tanah subur yang baik drainasenya tetapi tahan terhadap tanah yang tidak subur dan jelek drainasenya. Pohon muda mudah terbakar. Dapat menjadi gulma pada kondisi tertentu.
Bastar alam antara A. auriculiformis dan A. mangium menunjukkan sifat-sifat yang diinginkan.

Pemanfaatan
Penanaman di Asia terutama untuk pulp dan kertas. Pemanfaatan lain meliputi kayu bakar, kayu konstruksi dan mebel, kayu tiang, pengendali erosi, naungan dan perlindungan.
Nilai lebih lain adalah kemampuan untuk ber-saingi dengan alang-alang (Imperata cylindrica).

Lukisan pohon
Pohon selalu hijau, tinggi hingga 30 m. Bebas cabang dapat lebih dari setengah tinggi pohon; kadang-kadang silindris pada batang bawah dan diameter jarang lebih dari 50 cm. Kulit kasar dan beralur, berwarna abu-abu atau coklat. Ranting kecil seperti sayap. Daun besar, panjangnya mencapai 25 cm, lebar 3-10 cm, hijau gelap dengan empat urat longitudinal (tiga pada A. auriculifor¬mis); daun majemuk ketika bibit. Bunga berganda, putih atau kekuningan, dalam rangkaian yang panjangnya 10 cm, tunggal atau berpasangan di sudut daun pucuk.

Spoiler for pohon mangium:

Pohon mangium


Pohon usia muda


Diskripsi buah dan benih
Buah: polong kering merekah yang melingkar ketika masak, agak keras, panjang 7-8 cm, lebar 3-5 mm.
Benih: hitam mengkilat, lonjong, 3-5 x 2-3 mm, dengan ari (funicle) kuning cerah atau oranye yang terkait di benih. Terdapat 66,000-120,000 benih/kg.

Pembungaan dan pembuahan
Musim berbunga berbeda menurut sebaran alami dan lokasi tanam. Di Australia berbunga Pebruari-Mei, dan benih masak bulan Oktober-Desember. Di Indonesia buah masak bulan Juli, di Papua New Guinea pada akhir September.
Sebagai pohon eksotik, siklus pembungaan tidak teratur dan pembungaan ini dapat sepanjang tahun; tetapi, puncak pembungaan terlihat jelas. Puncak tersebut dilaporkan terjadi bulan Juli di Semenanjung Malaysia, Januari di Sabah, Oktober - Nopember di Taiwan dan September di Thailand. Di Tanzania buah masak di panen bulan Juni-Juli. Berbunga setelah sebelum daun mekar dan benih dapat dipanen 24 bulan setelah penanaman. Jenis ini umumnya kimpoi silang; dan diserbuki oleh serangga.

Panen buah
Diunduh dari pohon atau dikumpulkan di tanah.

Penanganan dan pemrosesan buah dan benih
Polong hendaknya diproses sedini mungkin setelah panen. Polong dan benih hendaknya tidak terlalu lama dijemur, suhu lebih dari 43C dapat mengurangi viabilitas. Ekstraksi dengan pengirikan dan penampian seperti yang dijelaskan oleh Doran et al. (1983) yang cocok untuk jenis ini. Ari dapat dibuang dengan menggosok benih di atas ayakan.

Penyimpanan dan viabilitas
Benih berwatak ortodoks dan dapat dipertahankan viabilitasnya beberapa tahun dalam wadah kedap di ruang gelap yang sejuk. Kadar air selama penyimpanan disarankan 5-7 %.

Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih masak dicelup dalam air yang sedang mendidih selama 30 detik kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam; sebagai alternatif benih dapat diskarifikasi. Daya kecambah tinggi (75-90%) setelah mendapat perlakuan yang tepat.

Spoiler for kecambah mangium:



Penaburan dan perkecambahan
Benih dapat ditabur di bedeng tabur, kotak ke-cambah (metoda kertas lembab) atau langsung di kantung plastik. Awang and Taylor (1994) menyajikan secara lengkap teknik persemaian. Pembiakan vegetatif dengan stek dan kultur jaringan sangat penting untuk jenis ini.

Spoiler for semai mangium siap sapih:

Pinus

Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese)

Taksonomi dan tatanama
Famili: Pinaceae
Sinonim: P. sumatrana Jungh.; P. finlaysoniana Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon.
Nama lokal: tusam (Indonesia.); uyam (Aceh); son song bai (Thai); merkus pine (perdagangan); mindoro pine (Philipina); tenasserim pine (Inggris).


Spoiler for sketsa buah pinus:

1. Bunga jantan; 2. Bunga betina; 3. Buah muda (kuncup); 4. Buah merekah.


Penyebaran dan habitat
Satu-satunya pinus yang sebaran alaminya sampai di selatan katulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23OLU-2OLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ke-tinggian 30 - 1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim. Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di Filipina hingga 1.000-1.200 mm di Thailand dan Burma. Di tegakan alam Sumatra (Aceh, Tapanuli dan Kerinci), tidak satu bulanpun curah hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata 19-28oC.

Kegunaan
Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit. Sering disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan 30-60 kg getah, 20-40 kg resin murni dan 7-14 kg terpentin per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak subur.

Deskripsi botani
Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

Spoiler for pohon pinus:


Deskripsi buah dan benih
Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg.

Pembungaan dan pembuahan
Strobili jantan dan betina dapat ditemukan sepanjang tahun. Puncak pembungaan di Indonesia Maret dan berakhir Juni. Penyerbukan oleh angin. Perkembangan menjadi buah selama 11-15 bulan. Di Indonesia puncak pembuahan bulan Mei-Juli, bervariasi menurut pohon maupun antar tegakan. Pohon mulai menghasilkan benih setelah umur 10-15 tahun. Benih disebarkan angin.

Pemanenan benih
Waktu pemanenan benih ketika sebagian besar kerucut berubah hijau kecoklatan. Kemasakan diperiksa dengan membelah benih. Benih tua bila endosperm berwarna putih dan padat, serta memenuhi seluruh rongga benih.
Benih dikumpulkan dengan memanjat untuk memetik kerucut dengan galah berkait yang dilengkapi pisau.

Penanganan dan pemrosesan buah dan benih
Kerucut hijau kecoklatan dipisahkan dari yang hijau, dan langsung dijemur. Kerucut hijau di-peram dengan cara dihamparkan hingga berwarna hijau kecoklatan dalam bak yang alasnya terbuat dari ram kawat. Benih diekstraksi dengan penjemuran kerucut. Ekstraksi dengan membelah akan meng-hasilkan benih yang belum masak dan merusak benih sehingga menurunkan daya kecambah. Benih kemudian dibersihkan dari sayap dengan cara manual, yaitu digosok di atas ayakan atau secara mekanik dengan pengaduk semen yang diputar 10 – 15 menit. Untuk memudahkan pelepasan sayap, benih dibasahi dengan air (5-10%), kemudian digosok, atau masukkan ke dalam mesin lalu diputar 15 menit. Selanjutnya, benih dipisahkan dari sayap, kemudian dikeringkan.

Penyimpanan dan viabilitas
Benih termasuk ortodoks, dan dapat disimpan selama 5 tahun pada kadar air 6-8%, suhu 3-4oC dalam wadah kedap udara atau kantung plastik. Benih yang disimpan pada suhu kamar (20-30oC), daya kecambahnya hanya dapat dipertahankan selama 1 tahun.

Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Tidak mengalami dormansi dan tidak perlu perlakuan khusus untuk memulai perkecambahan. Merendam benih pada air dingin 24 jam sebelum penaburan dapat mempercepat dan menyerempakkan perkecambahan.

Penaburan dan perkecambahan
Perkecambahan dimulai 7 hari setelah penaburan. Daya kecambah 80% dapat dicapai dalam 12-15 hari. Benih dapat langsung ditabur pada kantung plastik (1-2 butir per kantung) atau disebar dahulu lalu disapih ke kantung plastik setelah panjang kecambah mencapai 3-4 cm. Media penyapihan bermikorhiza yang terdiri dari campuran pasir dan tanah humus dari tegakan pinus perbandingan 3:1. Bibit siap tanam setelah 9 – 10 bulan.

Suren

Suren Toona sureni (Blume) Merr.

Taksonomi dan tatanama
Famili: Meliaceae
Sinonim: Cedrela febrifuga Blume (1823), Toona febrifuga (Blume) M.J. Roemer (1946), Cedrela sureni (Blume) Burkill (1930).
Nama lokal/daerah: Suren, surian, surian amba (Sumatera).

Spoiler for pohon suren:


Penyebaran dan habitat
Jenis ini menyebar di Nepal, India, Bhutan, Myanmar, Indo-China, Cina Selatan, Thailand dan sepanjang Malaysia hingga barat Papua Nugini. Di Indonesia, menyebar di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi yang beriklim A-C (Schmidt dan Ferguson), dengan rata-rata suhu tahunan 22ºC. Jenis ini dijumpai di hutan-hutan primer maupun sekunder, dan banyak tumbuh di hutan pedesaan, sering ditemukan di sepanjang sungai di daerah bukit dan lereng-lereng, pada ketinggian 1.200 –2.700 m dpl. Jenis ini memerlukan tanah yang subur.

Kegunaan
Sering ditanam di perkebunan teh sebagai pemecah angin. Jenis ini cocok sebagai naungan dan pohon di sepanjang tepi jalan. Kayunya bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik. Kayunya sering digunakan untuk lemari, mebel, interior ruangan, panel dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak cerutu, finir, peti kemas, dan konstruksi. Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu diare. Kulit dan buahnya dapat digunakan untuk minyak atsiri.

Deskripsi botani
Pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diameter dapat mencapai 100 cm, bahkan di pegunungan dapat mencapai hingga 300 cm. Berbanir hingga tinggi 2 m. Kulit batang terlihat pecah-pecah dan seolah tumpang tindih, berwarna coklat keputihan, pucat hingga keabu abuan, dan mengeluarkan aroma apabila dipotong. Kayunya ringan, dengan gubal merah muda dan teras coklat.
Pohon menggugurkan daun, yang terjadi pada bulan Februari-Maret atau September-Oktober. Daunnya lebar, tersusun seperti spiral, kadang-kadang mengelompok di ujung cabang, panjang 10-15 cm, dengan 8-30 pasang anak daun berbentuk lanset. Permukaan dan tulang daun sebelah atas umumnya berbulu. Malai bunga dijumpai di ujung, bercabang-cabang dan menggantung. Bunga kecil, putih kekuningan dan beraroma tajam. Walaupun memiliki kepala putik dan indung telur, bunga umumnya berkelamin tunggal ditinjau dari fungsinya.
Jenis-jenis toona agak mirip dan sekaligus menunjukkan variasi dalam jenis, khususnya karakter daun. Kemiripan ini menyebabkan kerancuan antara T. sureni dan T. sinensis, bahkan pada penulisan pustakanya. Nama lokal kedua jenis ini adalah Suren atau Surian, tergantung lokasinya. Kerancuan juga menyebabkan kesulitan penetapan perbedaan diantara keduanya, walaupun sama manfaat dan penanganan benihnya agak mirip dengan jenis ini.

Deskripsi buah dan benih
Buah: Buah tersusun seperti malai yang pan-jangnya dapat mencapai 1 m, dimana setiap malai terdiri dari lebih 100 buah. Buah berupa kapsul lonjong. Buah terdiri dari 5 ruang, dimana setiap ruang terdiri 6-9 benih. Buah masak berwarna coklat tua, keras, dan pecah seperti bintang.
Benih: bersayap pada kedua ujungnya. Panjang benih 3-6 mm, dan lebarnya 2-4 mm; berwarna coklat. Setiap kg benih terdiri 64.000 butir.

Musim berbunga dan berbuah
Berbunga dan berbuah bulan Desember – Februari atau April – September pada waktu gugur daun. Penyerbukan oleh berbagai serangga. Produksi buah umumnya melimpah.

Spoiler for bunga dan buah suren:

Bunga suren


Buah suren


Panen buah
Pengumpulan buah dilakukan jika telah berwarna coklat sebelum merekah. Buah dikumpulkan dengan cara menggoncang atau memangkas cabang. Jika pengumpulannya terlambat, maka banyak benih yang hilang ketika buah merekah. Buah dipanen bulan Maret atau Oktober, ketika akhir musim kemarau.

Pengolahan dan penanganan benih
Buah dijemur selama 1-2 hari hingga terbuka. Benih dipisahkan dari sayap dan kotoran lainnya dengan penampian.

Spoiler for buah dan benih suren:

Buah suren


Benih suren


Penyimpanan dan viabilitas
Benih dapat dipertahankan viabilitasnya selama 2-3 bulan, tetapi dengan penyimpanan dalam ruang sejuk akan memperpanjang periode simpan tersebut. Penelitian di Balai Teknologi Perbenihan (Bogor) menunjukkan bahwa benih yang disimpan di ruang ber-AC (18-20)oC dapat dipertahankan daya kecambahnya sebesar 56% setelah 5 bulan.

Penaburan dan perkecambahan
Benih mudah berkecambah dan tidak memerlukan perlakuan pendahuluan. Benih ditabur di bedeng dengan naungan 60%. Perkecambahannya dapat mencapai 80% setelah 4-7 hari. Kecambah tergolong epigeal. Setelah 1 bulan, kecambah dapat disapih ke kantong plastik.

Spoiler for kecambah suren:

Jati

 Jati Tectona grandis. 

Taksonomi dan tatanama
Famili: Verbenaceae
Nama lokal/daerah: Jati (Indonesia); Sagun (India); Lyiu (Burma); Mai Sak (Thailand), Teak (Inggris),Teck (Perancis), Teca (Spanyol), Java Teak (Jerman).

Penyebaran dan habitat
Areal penyebaran alaminya terdapat di India, Myanmar, Thailand dan bagian barat Laos. Batas utara pada garis 25 LU di Myanmar, batas selatan pada garis 9 LU di India. Jati tersebar pada garis 70-100 BT. Penyebarannya ternyata terputus-putus. Hutan jati terpisah oleh pegunungan, tanah-tanah datar, tanah-tanah pertanian dan tipe hutan lainnya. Di Indonesia, jati bukan tanaman asli, tetapi sudah tumbuh sejak beberapa abad lalu di P. Kangean, Muna, Sumbawa dan Jawa.

Pemanfaatan
Dikenal luas sebagai jenis tanaman pada tapak beriklim tropik. Sering dijumpai sebagai tanaman sela pada sistem agroforestry. Salah satu kayu serbaguna, digunakan untuk konstruksi ringan dan berat, bahan bangunan rumah, kayu pertukangan, ukiran dll.

Lukisan pohon
Pohon besar yang menggugurkan daun. Pada kondisi baik, tinggi dapat mencapai 30 - 40 m. Pada habitat kering, pertumbuhan menjadi ter-hambat, cabang lebih banyak, melebar dan membentuk semak. Pada tapak bagus, batang bebas cabang 15 - 20 m atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan. Daun lebar, panjang 25 - 50 cm, lebar 15 - 35 cm, letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bagian bawah abu-abu, tertutup bulu berkelenjar warna merah. Ukuran bunga kecil, diameter 6 - 8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Jumlah kuncup bunga 800 – 3.800 per tandan, bunga mekar dalam waktu 2 - 4 minggu.

Diskripsi buah dan benih
Buah: keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu). Ukuran buah bervariasi 5 - 20 mm, umumnya 11 - 17 mm. Struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100 – 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter.
Benih: berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4 mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 - 2 benih. Seringkali hanya satu benih yang tumbuh menjadi anakan.

Pembungaan dan pembuahan
Jati umumnya mulai berbunga umur 6 - 8 tahun setelah ditanam. Berbunga pada musim hujan. Awal pembungaan terjadi kira-kira satu bulan setelah hujan pertama turun. Jati selalu berbunga setiap tahun, tetapi terjadi variasi besar dalam intensitas pembungaan setiap tahunnya. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Rangkaian bunga dan buah kadang-kadang rontok oleh serangga yang juga pemakan kuncup bunga. Buah mencapai ukuran maksimal setelah 50 hari, namun untuk mencapai kemasakan diperlukan waktu 120 - 150 hari setelah pembuahan. Kematangan buah dapat ditandai dengan jatuhnya buah ke tanah karena digoyang atau jatuh sendirinya.

Pemanenan buah
Pengumpulan benih umumnya dilakukan di ba-wah tegakan. Semak dan serasah dibersihkan dan dibakar untuk persiapan pengumpulan benih. Buah berjatuhan selama satu periode yang berlangsung 3 - 4 bulan ketika musim kering. Pengumpulan buah dilakukan minimal 2 kali dalam satu musim. Buah jatuh segera dikumpulkan, jangan terlalu lama terhampar di lantai hutan. Jumlah buah yang dapat dikumpulkan tergantung umur, lokasi dan tipe tegakan. Sulit memberikan data jumlah benih yang dapat dikumpulkan. Produksi dari areal produksi umumnya menghasilkan 20-30 kg/ha/th, dan kebun benih 200-300 kg/ha/th.

Pemrosesan, penanganan buah dan benih
Setelah terkumpul, buah dibersihkan dari ranting, daun dan buah rusak, selanjutnya dijemur 2-3 hari. Setelah kering, kulit buah yang tipis dibuang dengan pengaduk semen, mesin perontok, dengan tekanan atau memukul-mukul benih. Benih bersih kemudian disimpan dalam karung. Kotoran dipisahkan dengan cara ditampi.

Penyimpanan dan viabilitas
Penyimpanan benih yang baik akan memperta-hankan daya berkecambah beberapa tahun. Kadar air benih diturunkan sebelum penyimpanan. Suhu dan kelembaban ruang simpan dijaga agar tetap stabil. Teknik ini tidak diperlukan jika benih segera ditanam dan benih cukup disimpan di bawah naungan atau ruang simpan sederhana dekat persemaian. Dengan cara ini, viabilitas dapat dipertahankan 3-4 bulan. Daya simpan benih dapat bertahan hingga 2 tahun jika kadar air turun hingga 12%, disimpan dalam wadah hampa udara (misalnya gelas tertutup rapat atau kantung plastik), dan diletakkan dalam ruang kering yang teduh dan sejuk. Daya berkecambah benih berkadar air rendah dapat dipertahankan 5-10 tahun jika disimpan dalam ruang dingin (0-4o C).

Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Perkecambahan jelek dan tidak merata tetapi dormansi alami tidak diketahui. Perlakuan pendahuluan yang biasa dilakukan adalah merendam benih pada malam hari, kemudian siang hari benih dijemur dan diulang hingga 1-2 minggu. Metode yang lebih baik, benih dipanaskan (dioven) 1-5 minggu pada suhu 50C, atau pada suhu 80C selama 48 jam. Cara ini tidak sesuai untuk jumlah banyak, karena harus menyediakan oven besar.

Penaburan dan perkecambahan
Penaburan dilakukan langsung di areal penana-man atau di persemaian. Jika ditanam langsung, dalam satu lobang umumnya diisi 3-4 benih, dijamin sedikitnya satu anakan akan tumbuh. Metode ini kurang efektif dalam pemanfaatan biji karena pemborosan benih. Sebagai alternatif, benih ditabur di persemaian dalam bak kecambah dengan media tanah atau pasir. Benih ditabur di atas media kemudian ditutup lapisan tanah atau pasir agar terhindar dari hujan atau binatang penggerat benih. Jangan menabur benih terlalu dalam karena dapat menurunkan daya kecambah secara tajam. Jati sangat peka naungan. Saat berkecambah juga bervariasi. Kecambah yang terlambat tumbuh akan dinaungi semai yang lebih dulu tumbuh, sehingga menyebabkan kematian.