Sabtu, 27 November 2010

Jati

 Jati Tectona grandis. 

Taksonomi dan tatanama
Famili: Verbenaceae
Nama lokal/daerah: Jati (Indonesia); Sagun (India); Lyiu (Burma); Mai Sak (Thailand), Teak (Inggris),Teck (Perancis), Teca (Spanyol), Java Teak (Jerman).

Penyebaran dan habitat
Areal penyebaran alaminya terdapat di India, Myanmar, Thailand dan bagian barat Laos. Batas utara pada garis 25 LU di Myanmar, batas selatan pada garis 9 LU di India. Jati tersebar pada garis 70-100 BT. Penyebarannya ternyata terputus-putus. Hutan jati terpisah oleh pegunungan, tanah-tanah datar, tanah-tanah pertanian dan tipe hutan lainnya. Di Indonesia, jati bukan tanaman asli, tetapi sudah tumbuh sejak beberapa abad lalu di P. Kangean, Muna, Sumbawa dan Jawa.

Pemanfaatan
Dikenal luas sebagai jenis tanaman pada tapak beriklim tropik. Sering dijumpai sebagai tanaman sela pada sistem agroforestry. Salah satu kayu serbaguna, digunakan untuk konstruksi ringan dan berat, bahan bangunan rumah, kayu pertukangan, ukiran dll.

Lukisan pohon
Pohon besar yang menggugurkan daun. Pada kondisi baik, tinggi dapat mencapai 30 - 40 m. Pada habitat kering, pertumbuhan menjadi ter-hambat, cabang lebih banyak, melebar dan membentuk semak. Pada tapak bagus, batang bebas cabang 15 - 20 m atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan. Daun lebar, panjang 25 - 50 cm, lebar 15 - 35 cm, letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bagian bawah abu-abu, tertutup bulu berkelenjar warna merah. Ukuran bunga kecil, diameter 6 - 8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Jumlah kuncup bunga 800 – 3.800 per tandan, bunga mekar dalam waktu 2 - 4 minggu.

Diskripsi buah dan benih
Buah: keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu). Ukuran buah bervariasi 5 - 20 mm, umumnya 11 - 17 mm. Struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100 – 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter.
Benih: berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4 mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 - 2 benih. Seringkali hanya satu benih yang tumbuh menjadi anakan.

Pembungaan dan pembuahan
Jati umumnya mulai berbunga umur 6 - 8 tahun setelah ditanam. Berbunga pada musim hujan. Awal pembungaan terjadi kira-kira satu bulan setelah hujan pertama turun. Jati selalu berbunga setiap tahun, tetapi terjadi variasi besar dalam intensitas pembungaan setiap tahunnya. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Rangkaian bunga dan buah kadang-kadang rontok oleh serangga yang juga pemakan kuncup bunga. Buah mencapai ukuran maksimal setelah 50 hari, namun untuk mencapai kemasakan diperlukan waktu 120 - 150 hari setelah pembuahan. Kematangan buah dapat ditandai dengan jatuhnya buah ke tanah karena digoyang atau jatuh sendirinya.

Pemanenan buah
Pengumpulan benih umumnya dilakukan di ba-wah tegakan. Semak dan serasah dibersihkan dan dibakar untuk persiapan pengumpulan benih. Buah berjatuhan selama satu periode yang berlangsung 3 - 4 bulan ketika musim kering. Pengumpulan buah dilakukan minimal 2 kali dalam satu musim. Buah jatuh segera dikumpulkan, jangan terlalu lama terhampar di lantai hutan. Jumlah buah yang dapat dikumpulkan tergantung umur, lokasi dan tipe tegakan. Sulit memberikan data jumlah benih yang dapat dikumpulkan. Produksi dari areal produksi umumnya menghasilkan 20-30 kg/ha/th, dan kebun benih 200-300 kg/ha/th.

Pemrosesan, penanganan buah dan benih
Setelah terkumpul, buah dibersihkan dari ranting, daun dan buah rusak, selanjutnya dijemur 2-3 hari. Setelah kering, kulit buah yang tipis dibuang dengan pengaduk semen, mesin perontok, dengan tekanan atau memukul-mukul benih. Benih bersih kemudian disimpan dalam karung. Kotoran dipisahkan dengan cara ditampi.

Penyimpanan dan viabilitas
Penyimpanan benih yang baik akan memperta-hankan daya berkecambah beberapa tahun. Kadar air benih diturunkan sebelum penyimpanan. Suhu dan kelembaban ruang simpan dijaga agar tetap stabil. Teknik ini tidak diperlukan jika benih segera ditanam dan benih cukup disimpan di bawah naungan atau ruang simpan sederhana dekat persemaian. Dengan cara ini, viabilitas dapat dipertahankan 3-4 bulan. Daya simpan benih dapat bertahan hingga 2 tahun jika kadar air turun hingga 12%, disimpan dalam wadah hampa udara (misalnya gelas tertutup rapat atau kantung plastik), dan diletakkan dalam ruang kering yang teduh dan sejuk. Daya berkecambah benih berkadar air rendah dapat dipertahankan 5-10 tahun jika disimpan dalam ruang dingin (0-4o C).

Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Perkecambahan jelek dan tidak merata tetapi dormansi alami tidak diketahui. Perlakuan pendahuluan yang biasa dilakukan adalah merendam benih pada malam hari, kemudian siang hari benih dijemur dan diulang hingga 1-2 minggu. Metode yang lebih baik, benih dipanaskan (dioven) 1-5 minggu pada suhu 50C, atau pada suhu 80C selama 48 jam. Cara ini tidak sesuai untuk jumlah banyak, karena harus menyediakan oven besar.

Penaburan dan perkecambahan
Penaburan dilakukan langsung di areal penana-man atau di persemaian. Jika ditanam langsung, dalam satu lobang umumnya diisi 3-4 benih, dijamin sedikitnya satu anakan akan tumbuh. Metode ini kurang efektif dalam pemanfaatan biji karena pemborosan benih. Sebagai alternatif, benih ditabur di persemaian dalam bak kecambah dengan media tanah atau pasir. Benih ditabur di atas media kemudian ditutup lapisan tanah atau pasir agar terhindar dari hujan atau binatang penggerat benih. Jangan menabur benih terlalu dalam karena dapat menurunkan daya kecambah secara tajam. Jati sangat peka naungan. Saat berkecambah juga bervariasi. Kecambah yang terlambat tumbuh akan dinaungi semai yang lebih dulu tumbuh, sehingga menyebabkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar