Taksonomi dan tatanama
Famili: Meliaceae
Sinonim: Cedrela febrifuga Blume (1823), Toona febrifuga (Blume) M.J. Roemer (1946), Cedrela sureni (Blume) Burkill (1930).
Nama lokal/daerah: Suren, surian, surian amba (Sumatera).
Spoiler for pohon suren:
Penyebaran dan habitat
Jenis ini menyebar di Nepal, India, Bhutan, Myanmar, Indo-China, Cina Selatan, Thailand dan sepanjang Malaysia hingga barat Papua Nugini. Di Indonesia, menyebar di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi yang beriklim A-C (Schmidt dan Ferguson), dengan rata-rata suhu tahunan 22ÂșC. Jenis ini dijumpai di hutan-hutan primer maupun sekunder, dan banyak tumbuh di hutan pedesaan, sering ditemukan di sepanjang sungai di daerah bukit dan lereng-lereng, pada ketinggian 1.200 –2.700 m dpl. Jenis ini memerlukan tanah yang subur.
Kegunaan
Sering ditanam di perkebunan teh sebagai pemecah angin. Jenis ini cocok sebagai naungan dan pohon di sepanjang tepi jalan. Kayunya bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik. Kayunya sering digunakan untuk lemari, mebel, interior ruangan, panel dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak cerutu, finir, peti kemas, dan konstruksi. Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu diare. Kulit dan buahnya dapat digunakan untuk minyak atsiri.
Deskripsi botani
Pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diameter dapat mencapai 100 cm, bahkan di pegunungan dapat mencapai hingga 300 cm. Berbanir hingga tinggi 2 m. Kulit batang terlihat pecah-pecah dan seolah tumpang tindih, berwarna coklat keputihan, pucat hingga keabu abuan, dan mengeluarkan aroma apabila dipotong. Kayunya ringan, dengan gubal merah muda dan teras coklat.
Pohon menggugurkan daun, yang terjadi pada bulan Februari-Maret atau September-Oktober. Daunnya lebar, tersusun seperti spiral, kadang-kadang mengelompok di ujung cabang, panjang 10-15 cm, dengan 8-30 pasang anak daun berbentuk lanset. Permukaan dan tulang daun sebelah atas umumnya berbulu. Malai bunga dijumpai di ujung, bercabang-cabang dan menggantung. Bunga kecil, putih kekuningan dan beraroma tajam. Walaupun memiliki kepala putik dan indung telur, bunga umumnya berkelamin tunggal ditinjau dari fungsinya.
Jenis-jenis toona agak mirip dan sekaligus menunjukkan variasi dalam jenis, khususnya karakter daun. Kemiripan ini menyebabkan kerancuan antara T. sureni dan T. sinensis, bahkan pada penulisan pustakanya. Nama lokal kedua jenis ini adalah Suren atau Surian, tergantung lokasinya. Kerancuan juga menyebabkan kesulitan penetapan perbedaan diantara keduanya, walaupun sama manfaat dan penanganan benihnya agak mirip dengan jenis ini.
Deskripsi buah dan benih
Buah: Buah tersusun seperti malai yang pan-jangnya dapat mencapai 1 m, dimana setiap malai terdiri dari lebih 100 buah. Buah berupa kapsul lonjong. Buah terdiri dari 5 ruang, dimana setiap ruang terdiri 6-9 benih. Buah masak berwarna coklat tua, keras, dan pecah seperti bintang.
Benih: bersayap pada kedua ujungnya. Panjang benih 3-6 mm, dan lebarnya 2-4 mm; berwarna coklat. Setiap kg benih terdiri 64.000 butir.
Musim berbunga dan berbuah
Berbunga dan berbuah bulan Desember – Februari atau April – September pada waktu gugur daun. Penyerbukan oleh berbagai serangga. Produksi buah umumnya melimpah.
Spoiler for bunga dan buah suren:
Bunga suren
Buah suren
Panen buah
Pengumpulan buah dilakukan jika telah berwarna coklat sebelum merekah. Buah dikumpulkan dengan cara menggoncang atau memangkas cabang. Jika pengumpulannya terlambat, maka banyak benih yang hilang ketika buah merekah. Buah dipanen bulan Maret atau Oktober, ketika akhir musim kemarau.
Pengolahan dan penanganan benih
Buah dijemur selama 1-2 hari hingga terbuka. Benih dipisahkan dari sayap dan kotoran lainnya dengan penampian.
Spoiler for buah dan benih suren:
Buah suren
Benih suren
Penyimpanan dan viabilitas
Benih dapat dipertahankan viabilitasnya selama 2-3 bulan, tetapi dengan penyimpanan dalam ruang sejuk akan memperpanjang periode simpan tersebut. Penelitian di Balai Teknologi Perbenihan (Bogor) menunjukkan bahwa benih yang disimpan di ruang ber-AC (18-20)oC dapat dipertahankan daya kecambahnya sebesar 56% setelah 5 bulan.
Penaburan dan perkecambahan
Benih mudah berkecambah dan tidak memerlukan perlakuan pendahuluan. Benih ditabur di bedeng dengan naungan 60%. Perkecambahannya dapat mencapai 80% setelah 4-7 hari. Kecambah tergolong epigeal. Setelah 1 bulan, kecambah dapat disapih ke kantong plastik.
Spoiler for kecambah suren:
Informasi terkait dapat dilihat di
BalasHapushttp://dzanau.wordpress.com/2007/12/05/pohon-kayu-suren/