Rabu, 09 Februari 2011

Bertanam Jabon


Bertanam Jabon
(Antocephalus cadamba)

A. Umum

Kebutuhan kayu pertukangan dan industri bagi pasar domestik dan pasar global diperkirakan pada tahun tahun mendatang akan semakin meningkat dikarenakan terjadinya proses pengurangan kawasan hutan dan perubahan fungsi lahan yang sulit dikendalikan. Selain itu, isu adanya tren terhadap produk ramah lingkungan (organik) dapat mendongkrak bahan kayu sebagai alternatif yang potensial, apalagi karakter pertumbuhan kayu adalah tahunan. Kenyataan ini membuka peluang pasar yang menarik bagi siapapun yang melakukan investasi dalam bidang tanaman kayu kayuan. Maka upaya pemilihan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat akan sangat menarik dalam penentuan jenis yang akan diusahakan.
Salah satu jenis yang memiliki karakter cepat tumbuh diantaranya jenis Kayu Jabon (Antocephalus Codamba), karakter kecepatan tumbuhnya sepadan dengan jenis Sengon (Paraserianthes falcataria). Secara fisik keunggulan jabon terletak pada sifat percabangan yang jarang sehingga membentuk pertumbuhan batang yang lurus dan berbatang silinderis, warna kayu putih kekuningan tanpa terlihat serat, sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian. Karena karakter pertumbuhannya cepat juga dapat menjadi alternatif pengganti kayu sengon akibat serangan penyakit karak kuru yang saat ini menyebar rata di semua wilayah tegakan sengon.

B. Keterangan Botani
Jenis pohon jabon merupakan salah satu jenis kayu unggul dilihat dari sifat pertumbuhannya dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada : Ketinggihan (100-1200mdpl), Curah hujan (>1250m/th), Perkiraan suhu (100 C – 400 C), Kondisi tanah dengan PH (4,5 – 7,5).

C. Keunggulan Jabon (Antocephalus Cadamba)

Jabon memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain daya tumbuhnya yang sangat cepat, adaptif, tingkat kelurusannya batang pohon tinggi, berbatang silindris dan kurang percabangan, cabang yang tertinggal akan patah dengan sendirinya, ketika terjadi pertumbuhan tinggi. Sifat percabangan Jabon sangat menguntungkan di dalam pemeliharaannya karena tidak memerlukan biaya pemangkasan. Sifat kayu jabon memiliki warna putih agak kekuningan, serat halus sangat baik dipergunakan untuk bahan kayu lapis (playwood), mebeler, bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian. Pohon Jabon masak tebang pada umur diatas 12 tahun, tetapi pada usia 6 – 8 tahun sudah menunjukan pertumbuhan diameter mencapai ±Ǿ 30, atau sudah layak sebagai bahan vineer, palet dan papan cor bangunan (Trubus, 2010). Pengembangan bibt jabon dapat dilakukan dengan cara generatif (benih) dan vegetatif (stek pucuk).

D. Pengecambahan benih.

Cara membibitkan jabon relatif berbeda dengan jenis jenis kayu kayuan umumnya, karena benih jabon sangat lembut dan tidak tahan di simpan dalam waktu yang lama, adapun cara pembibitan adalah sebagai berikut :
1. Sediakan wadah media (alas di lubangi) untuk mengecambahkan, berupa bak plastik (bisa dibeli di toko plastik) dan plastik transparan untuk sungkup.
2. Media kecambah yang digunakan berupa campuran pasir, tanah dan kompos yang telah disaring dengan ayak saring pasir perbandingan media 2 : 2 : 1 yaitu 2 ember pasir dicampur dengan 2 ember tanah dan 1 ember kompos. Media disterilisasi dengan cara digoreng selama 2 jam.
3. Sebelum benih ditabur, media disiram sampai jenuh. Setelah penaburan benih bak kecambah perlu ditutup dengan plastik transparan (sungkup).
4. Agar penaburan benih merata, maka sebelum benih di tabur sebaiknya benih di campur denga pasir halus dengan perbandingan antar benih dengan pasir 2 : 1.
5. Dalam satu bak kecambah ukuran 25 cm x 20 cm biji yang ditabur cukup 1 sendok teh.
Kecambah umur 2 bln

E. Pemeliharaan pada periode perkecambahan.

1. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang penting adalah penyiraman, yang dilakukan pada pagi hari dengan cara menyemprotkan air ke dalam media lobang palstik (sungkup)
2. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore, pada minggu ke-10 umumnya kecambah sudah siap disapih pada media sapih.
3. Media kecambah sebaiknya tidak terkena cahaya matahari langsung (cukup 25 %). Kondisi perkecambahan yang perlu dikendalikan adalah MEDIA HARUS SELALU LEMBAB atau BASAH, jangan sampai terjadi kekeringan. Benih akan mulai berkecambah 2 -3 mg dari waktu awal penaburan, dan akan tumbuh merata setelah 30 hari.

F. Penyapihan.

Penyapihan adalah pemindahan tanaman dari bak kecambah ke polybag (kantong media).
1. Penyapihan dilakukan ketika kecambah telah memiliki 3-4 pasang daun atau telah mencapai tinggi 3-4 cm, atau usia 2-2,5 bulan dari tabur
2. Media sapih yang digunakan mengandung nutrisi yang cukup (subur) sebagai pemacu pertumbuhan bibit yang sehat, berupa tanah dan kompos yang kemudian dimasukan dalam polybag
3. Media semai yang dipergunakan campuran pasir + tanah+ arang sekam (1:3:1) atau tanah + kompos (3:1). Media campuran tanah (topsoil/lapisan tanah atas) + pasir + pupuk kandang (7:2:1).
4. Penyapihan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan cara sapihan bibit dicabut dan dimasukan dalam ember yang bersisi air, hal ini guna menghindari kekeringan akar. Penanaman dilakukan dengan cara melobangi media dengan solet/ranting yang diruncing (±Ǿ 0,5 cm), kemudian sapihan ditanam tepat ditengah polybag.
5. Polybag yang telah berisi sapihan di tempatkan pada bedeng sapih berukuran 5 m x 1 m yang ternaungi (30-40%) agar terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.
6. Sapihan perlu diberi naungan sampai 1 mg atau sampai bibit tumbuh segar (tetap hijau) dan telah berdaptasi.
7. Ukuran wadah sapih (polybag) sebaiknya tidak terlalu besar ukuran sekitar 12 x 16 cm atau 10 x 15 cm. Tinggi kecambah siap di sapih umumnya tinggi merata sekitar 5-10 cm, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan alat sprayer.
8. Untuk mengendalikan jamur dan hama dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida seperti DITHANE M-45 sekali dalam seminggu, sesuai dosis yang dianjurkan.
9. Bibit yang sudah disapin ke polybag siap ditanam di lapangan pada umur 4-5 bulan.

G. Pemeliharaan di bedeng sapih.

1. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, selain penyiraman pada awal pertumbuhan sapih ( umur 2 mg) juga disemprot fungisida jenis DITHANE M-452. sedangkan untuk kesuburan bibit, setelah bibit berumur 4 minggu dapat dilakukan pemupukan NPK cair (2-4gram/1liter air).
2. Pemberian naungan bibit dengan paranet dilakukan hingga bibit berumur ± 1-2 bulan setelah penyapihan (tinggi minimal ± 25 cm). Ukuran naungan paranet sebaiknya antara 30% - 40% .

H. Penanaman di lapangan.

Kegiatan yang diperlukan persipan lapangan adalah :
1. Pembersihan Lapangan
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman meliputi :
a. Menebang pohon-pohon sisa dan pembersihan dari semak belukar pengganggu lainnya
b. Mengumpulkan semak belukar, alang-alang dan rumput-rumputan dikubur dalam lobang sebagai penyubur alami melalui proses siklus hara alami.
c. Diusahakan tidak membakar sisa semak belukar.

2. Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah diperlukan pada tanah-tanah yang padat dengan cara sebagai berikut :
a. Tanah dicangkul sedalam 20 - 25 cm kemudian dibalik
b. Bungkalan-bungkalan tanah dihancurkan, akar-akar dikumpulkan, dijemur dan dibakar
c. Tanah pada jalur-jalur tanaman dihaluskan dan dibersihkan, kemudian dibuat lubang tanaman.
d. Lobang tanam sebaiknya dipersiapkan paling sedikit 1 bulan sebelum tanam, hal ini diperlukan agar aerasi tanah lebih baik.
e. Untuk penanaman pada daerah yang berair (bekas sawah, daerah denakt rawa) perlu dibuat bedeng gulud guna menghindari rendaman air.
3. Penanaman
a. Bibit siap tanam ketika batangnya cukup berkayu setelah tinggi 40 – 50 cm. Waktu penanaman dilakukan pada musim hujan.
b. Jarak tanam untuk jenis jabon dapat disesuaikan dengan kesuburan dilapangan, tanah subur dapat ditanam dengan jarak 3 m x 3 m, untuk tanah kurang subur jarak tanam 2 m x 2 m.
c. Pemeliharaan di lapangan berupa pendangiran (penggemburan tanah), penyulaman (pada jabon yang mati), penyiangan (pembebasan dari rumput liar) dan pemupukan.

I. Keuntungan Menanam Jabon

Kayu jabon memiliki niali ekonomis yang cukup tinggi, sebagai gambaran beberapa sumber saat bulan Februari 2010, harga kayu jabon perkubik :
1. diameter 30-39 Rp 1.000.000
2. diameter 40-49 Rp 1.100.000
3. diameter > 50 Rp 1.200.000
Pohon Jabon dapat ditebang pada umur 7 - 10 tahun dengan perkiraaan riap volume pohon tiap batang menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 0,6 s/d 0.9 meter kubik. Apabila harga perkubik februari 2010 Rp 1.000.000,- , jika setiap ha terdapat tegakan sisa 800 pohon maka hasil kotor dalam waktu 7 tahun adalah dengan asumsi 0,6 m3/batang maka hasil kayu sebesar Rp. 753.000.000.-
Harga kayu jabon diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan kayu yang tinggi, dan rusaknya tanaman sengon akibat serangan penyakit karak kuru, Jabon menjadi alternatif pengganti.

J. Extra Benefit

Keuntungan lainnya yang tidak dapat diukur / side effect value:
1. Peningkatan penghasilan bagi para petani pengarap dan pemilik lahan
2. Meningkatkan fungsi lahan yaitu semula tidak produktif menjadi produktif
3. Ikut serta dalam pemeliharaan alam Indonesia melalui penghijauan
4. Kontribusi pendapatan negara dan juga masyarakat melalui Pajak
5. Mengurangi efek Rumah Kaca dengan produksi Oxygen dari tanaman dan menjadikan Hijau Lestari yang di inginkan, sebagaimana program pemerintah saat ini.
6. Pengendalian erosi tanah dan sedimentasi.
7. Membangun pengharapan keluarga sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar